12.03.2009

Perbedaan Rata-rata Asupan Fe,Protein, Vit C terhadap kejadian Anemia

Perbedaan Rata-rata Asupan Fe, Protein, Vitamin C dan Lama Menstruasi dengan kejadian anemia pada siswi SMAN 1 Purwadadi Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang Tahun 2008

Cahyadin, Cecep. 2008. Karya Ilmiah. Program Diploma IV Jurusan Gizi. Politeknik Kesehatan Depkes Bandung. Pembimbing : Rr. Nur Fauziyah, SKM, MKM.

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin.
Anemia bisa disebabkan dari ketidakseimbangan asupan dengan kebutuhan terutama pada saat pertumbuhan, dan untuk mengganti kehilangan besi pada saat menstruasi dan kehamilan, rendahnya asupan Besi yang memiliki availabilitas tinggi dan meningkatnya kehilangan Besi pada saat penyakit Infeksi.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan asupan Fe, Protein, Vitamin C dan lama haid dengan kejadian anemia pada siswi SMAN 1 Purwadadi Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang.

Penelitian dilakukan di SMAN 1 Purwadadi, dengan pengambilan data pada bulan Nopember. Jenis penelitian ini adalah Cross Sectional dan pengambilan sampel dilakukan secara stratified random sampling dengan alokasi secara proporsional dengan kriteria inklusi yaitu siswi tidak sedang menstruasi, tidak sedang sakit dan bersedia menjadi sampel penelitian. Adapun jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 63 siswi.
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang meliputi data asupan (Fe, Protein, Vitamin C) yang dihitung dengan menggunakan metode Semi Quantitative Food Frequency (FFSQ), pengukuran kadar Hb siswi dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin dan data karakteristik sampel, sedangkan data sekunder meliputi gambaran umum lokasi penelitian.
Dari hasil penelitian, diperoleh prevalensi anemia pada siswi SMAN 1 Purwadadi yaitu sebesar 60,32%. Rata-rata asupan Fe adalah 7 mg/hari, rata-rata asupan Protein adalah 41,13 gr/hari, rata-rata asupan vitamin C adalah 47,13 mg/hari dan rata-rata lama menstruasi sebanyak 6,35 hari.
Dari hasil uji T-Independen, terdapat perbedaan rata-rata asupan Fe antara siswi yang anemia dan yang tidak anemia (p=0,04), terdapat perbedaan rata-rata asupan protein antara siswi yang anemia dan yang tidak anemia (p=0,024), terdapat perbedaan rata-rata asupan vitamin C antara siswi yang anemia dan yang tidak anemia (p=0,041) dan terdapat perbedaan rata-rata lama menstruasi antara siswi yang anemia dan yang tidak anemia (p=0,022).
Berdasarkan hasil penelitian diatas, sangat diperlukan adanya KIE anemia bagi remaja puteri.
Kata Kunci : Anemia, Asupan, Fe, Protein, Vitamin C, Menstruasi, Remaja

Selanjutnya......

5.11.2009

Jus Tomat terhadap Penurunan Kolestrol Darah

Pengaruh Pemberian Jus Tomat Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Darah Pada Pegawai Rumah Sakit Jiwa Cimahi Tahun 2008
Dewi Kania Satyati. Karya Ilmiah. Program DIV. Jurusan Gizi. Politeknik Kesehatan Depkes Bandung. Pembimbing : Siti Utami, SKM, M.Kes

Angka Kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia terutama di Jawa Barat menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun. Faktor risiko penyakit jantung diantaranya disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol total dalam darah ≥ 200 mg/dl atau hiperkolesterolemia. Kadar Kolesterol total darah dapat diturunkan diantaranya dengan memperbanyak konsumsi sayuran dan buah dengan cara dibuat jus. Proses jus membuka dinding selulosa buah dan sayur sehingga zat gizinya langsung dapat dicerna dan diserap oleh tubuh.
Karotenoid termasuk phytocemical merupakan pigmen alami tanaman yang antara lain meliputi karoten, antosianin dan likopen. Likopen membuat tomat berwarna merah. Tomat termasuk jenis sayuran dan buah yang mudah didapat, murah dan tidak mengenal musim. Tomat banyak mengandung serat juga kaya akan vitamin A, C, K, kalium, niacin, vitamin B6, follate juga kaya akan likopen. Likopen juga diketahui mempunyai aktivitas antioksidan dua kali lebih kuat dibandingkan beta-karoten dan sepuluh kali lipat lebih kuat dibanding vitamin E.
Tujuan penelitian adalah diperolehnya informasi tentang pengaruh pemberian jus tomat terhadap penurunan kadar kolesterol total darah. Desain penelitian adalah two groupt experimental design. Sampel adalah pegawai Rumah Sakit Jiwa Cimahi dengan hiperkolesterolemia. Perlakuan adalah jus tomat yang berasal dari buah tomat sebanyak 500 gram perhari dan dilakuan selama 14 hari.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata kadar kolesterol total darah sampel sebelum perlakuan. Ada perbedaan kadar kolestrol total darah pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah pemberian jus tomat (p<>

Selanjutnya......

Faktor-faktor yg berhubungan dgn St Gizi Balita

"Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Pasirkaliki Kota Cimahi Tahun 2008"

Putra, Hertina Jatnika. Karya Ilmiah. Program DIV. Jurusan Gizi. Politeknik Kesehatan Depkes Bandung. Pembimbing: Dadang Rosmana, DCN, M.Kes

Balita yang kurang gizi mempunyai resiko meninggal lebih tinggi dibandingkan yang tidak kekurangan gizi. Setiap tahun kurang lebih 11 juta anak balita diseluruh dunia meninggal oleh karena penyakit-penyakit infeksi. Ironisnya 54% dari kematian tersebut berkaitan dengan adanya kurang gizi. Kekurangan gizi pada balita ini meliputi kurang energi dan protein. Secara mendasar bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak, yaitu faktor langsung asupan energi dan penyakit infeksi.Sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi sanitasi lingkungan, pendidikan, pengetahuan ibu, dan pola asuh.
Tujuan penelitian ini untuk melihat faktor yang paling dominan diantara penyakit infeksi, sanitasi lingkungan, pendidikanibu balita, pengetahuan ibu balita, pola asuh, dengan status gizi balita di Wilayah Puskesmas Pasirkaliki Kota Cimahi. Jumlah sampel yang diperoleh selama penelitian sebanyak 41 orang, pengambilan data sampel menggunakan metoda Cross sectional.
Dari sampel usia balita 6 – 12 bulan sebanyak 2,4 %, usia 13 – 36 bulan 65%, dan usi 37 – 59 bulan 31,7 %. Dengan proporsi jenis kelamin laki-laki sebanyak 51,2% dan perempuan 48,8%. Data status gizi balita 9,8 % buruk , 22,0 % kurang, bdan 68,3 % baik. Dengan asupan energi baik berdasarkan 80% AKG sebanyak 56,1% dan asupan protein baik sebanyak 70,7%. Tingkat pendidikan ibu balita 31,7 % hanya tamat sampai dengan SD, 19,5 % SMP, 36,6 % SMU dan 12,2 % Perguruan Tinggi. Dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 73,2. Dan dari data sanitasi lingkungan yang termasuk kategori baik sebanyak 61%. Dan pola asuh gizi yang baik sebanyak 63 %
Berdasar uji statistik Ada hubungan bermakna antara asupan energi dengan status gizi dengan nilai P=0,043. Ada hubungan bermakna antara asupan protein dengan status gizi dengan nilai p=0,018, tidak ada hubungan bermakna antara kejadian infeksi dengan status gizi dengan nilai P=0,095, tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi dengan nila P=0,181, tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi dengan nilai P=0,057, tidak ada hubungan yang bermakna antara kebersihan lingkungan dengan status gizi dengan nilai P=0,084, ada hubungan yang bermakna antara pola asuh dengan status gizi dengan nilai p=0,024. Variabel pola asuh variabel dominan berhubungan dengan status gizi dengan OR = 5,203 artinya sampel dengan pola asuh kurang beresiko status gizi balita kurang 5i lebih tinggi dibandingkan sampel pola asuh baik.
Dalam program peningkatan status gizi balita hendaknya dilakukan peningkatan pengetahuan mengenai asupan makanan dan pola asuh balita, karena dari hasil penelitian ini ada hubungan yang bermakna terahadap status gizi balita.
Kata Kunci : Status Gizi, penyakit infeksi, sanitasi lingkungan, pendidikan
pengetahuan, pola asuh.

Selanjutnya......

Dukungan Suami, Pengetahuan Thd ASI Ekslusif

"Hubungan antara Dukungan Suami, Dukungan nenek Bayi, Pengetahuan Ibu Tentang ASI dan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka"

Sitorus, Bilmar. Karya Ilmiah. Program DIV. Jurusan Gizi. Politeknik Kesehatan Depkes Bandung. Pembimbing : Heni Hendriyani, SKM, MPH

Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, madu, air putih, jeruk dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami, dukungan nenek bayi, pengetahuan ibu tentang ASI dan riwayat pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka. Pengambilan data dilakukan selama bulan Agustus 2008 pada ibu menyusui di Puskesmas Kecamatan Panyingkiran, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai bayi berumur 7-12 bulan. Data yang diambil meliputi data primer yaitu identitas responden (nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan). Data sekunder meliputi gambaran umum Puskesmas Kecamatan Panyingkiran, dan profil kesehatan tahun 2007 Dinkes Kabupaten Majalengka. Jenis penelitian ini termasuk kedalam penelitian cross sectional.
Sampel yang diperoleh pada penelitian ini berjumlah 92 orang sebagian besar umur ibu balita (sampel) pada kelompok umur <> 35 tahun sebanyak 6 orang (6,50%). Tingkat pendidikan ibu balita paling banyak adalah SD sebanyak 36 orang (39,13%), sedangkan SMP sebanyak 21 orang (22,83%), SMA sebanyak 32 orang (34,78%) dan perguruan tinggi 3 orang (3,26%). Sebagian besar ibu bayi adalah tidak bekerja (ibu rumah tangga), yaitu sebanyak 89 orang (96,74%), sedangkan yang bekerja sebanyak 3 orang (3,26%) yang terdiri dari karyawan. Dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif yang baik sebanyak 46 orang (50,00%) dan yang kurang sebanyak 46 orang (50,00%). Dukungan nenek bayi terhadap pemberian ASI eksklusif yang baik sebanyak 51 orang (55,4%) dan yang kurang sebanyak 41 orang (44,46%). Tingkat pengetahuan ibu bayi tentang ASI terhadap pemberian ASI berkisar antara 73%-100% dengan rata-rata 75%, yang dikategorikan baik sebanyak 50 orang (54,35%) dan kategori kurang sebanyak 42 orang (45,65%). Berdasarkan uji statistik menggunakan Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif (P = 0,019), ada hubungan yang bermakna antara dukungan nenek bayi terhadap pemberian ASI eksklusif (p = 0,018) dan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu bayi tentang pemberian ASI eksklusif (P = 0,185).
Berdasarkan hal tersebut maka disarankan penelitian lanjutan tentang penyuluhan pada kelompok ibu bayi yang mempunyai bayi 0-6 bulan secara rutin di Posyandu.

Kata Kunci : Dukungan Suami, Dukungan Ibu (nenek bayi), Pengetahuan Ibu Tentang ASI, Riwayat Pemberian ASI Ekslusif

Selanjutnya......

Analisis Jenis, Kandungan Iodium Garam

Analisis Jenis Garam dan Kandungan Iodium Dalam Garam Terhadap Kejadian Gondok di Daerah Endemik Ringan dan Daerah Endemik Sedang Kabupaten Subang

Astria Wila. . Karya Ilmiah. Program DIV. Jurusan Gizi. Politeknik Kesehatan Depkes Bandung. Pembimbing : Ichwanuddin, SKM, M.Kes

Salah satu upaya peningkatan status gizi masyarakat adalah membebaskan rakyat Indonesia dari Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Iodium merupakan salah satu mineral penting bagi pertumbuhan badan dan perkembangan anak.Akibat kekurangan Iodium yang paling banyak dikenal adalah pembesaran kelenjar gondok. Pengaruh utama kekurangan Iodium adalah terhadap perkembangan otak, meskipun tidak terlihat nyata.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis jenis garam, kandungan Iodium dalam garam, dan kejadian gondok di daerah Endemik Ringan dan Endemik Sedang Kabupaten Subang. Pengambilan data dilakukan selama bulan Agustus 2008 pada sampel yaitu murid SD kelas IV sampai kelas VI yang membawa garam langsung dari rumahnya masing-masing. Jumlah sampel yang diperoleh selama penelitian sebanyak 178 orang, kemudian pengambilan data sampel dilakukan dengan menggunakan metoda Cross sectionalDi daerah Endemik Sedang ada sebanyak 12 sampel (66,7%) garam dengan jenis briket, sedangkan di Daerah Endemik Ringan ada sebanyak 6 sampel (33,3%) garam jenis briket.
Di daerah Endemik Sedang ada sebanyak 45 sampel (50,0%) garam yang mengandung Iodium kurang, sedangkan di Daerah Endemik Ringan ditemukan sebanyak 42 sampel (47,2%) garam yang mengandung Iodium kurang. Di daerah Endemik Ringan terdapat sebanyak 2 orang (22,2%) dengan gradasi gondok I, sedangkan di Daerah Endemik Sedang dari 89 sampel anak terdapat sebanyak 7 orang (77,8%) orang dengan gradasi gondok I, sementara dari kedua daerah tidak ditemukan sampel dengan gradasi gondok II.
Berdasarkan uji statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara jenis garam dengan kejadian gondok (p = 0,007), ada hubungan yang bermakna antara kandungan Iodium dengan kejadian gondok (p = 0,016), tidak ada perbedaan jenis garam di daerah endemik ringan dan endemik sedang (p = 0,214), sedangkan antara kandungan Iodium di daerah endemik ringan dan endemik sedang tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p = 0,388).
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan uji lanjutan dalam meningkatkan frekuensi penyuluhan dari intansi terkait khususnya Dinas Kesehatan tentang pentingnya garam beriodium untuk di konsumsi oleh setiap keluarga, terutama pada daerah endemik. Masih banyak keluarga sampel yang belum menggunakan garam dengan kadar iodium yang cukup atau lebih dari 30 ppm, sehingga diharapkan pada pihak-pihak terkait seperti:warung, toko untuk menyediakan garam beriodium dengan harga murah serta terjangkau.
Kata Kunci : Jenis Garam, Kandungan Iodium dan Kejadian Gondok

Selanjutnya......

Wisuda Angkatan I


Pada Hari Rabu Tanggal 6 mei 2009 bertempat di Gedung Sasnabudaya Ganesa SABUGA akhirnya kami semua (17 orang) tekah diwisuda dan bergelar S.SIT (sarjana Sains terapan atau juga Sarjana Satu Tahun) .
Berikut kami Informasikan Daftar Lulusan D4 Gizi Angkatan 1

1. Agus Ramdona, S.SiT (PKM Pamanukan- Kab Subang)
2. Asmawati (RSUD Subang)
3. Bilmar Sitorus, S.SiT (PKM- Kabupaten Majalengka)
5. Cecep Cahyadin, S.SiT (Dinkes -Kab Subang)
6. Dewi Kania, S,SiT (RSJ Cisarua)
7. Hertina Jatnika Putra, S.SiT (Bapelkes Lamah Abang)
8. Herisman Tisnakomara, S.SiT (Poltekkes Bdg)
9. Ilam Hadianti, S.SiT (PKM- Kab Ciamis)
10. Minarni, S.SiT (RS Hasan Sadikin Bdg)
11. N Desi Ermalina, S.SiT (RS........)
12. Rosa Titi Sundari , S.SiT (RS Santosa Bandung)
13. Rika Soraya, S.SiT (Poltekkes Bdg)
14. Siti Maryam, S.SiT (RS Pakuon Sumedang)
15. Siti Sundari, S.SiT (RSUD Sukabumi)
16. Nunun Prihastuti, S.SiT (PKM - Kab . Ciamis)
17. Sari Wariyanti, S,SiT (PKM Kab Subang)
16. Wila Astria, S.SiT (PKM- Kab Subang)
Kami Ucapkan Selamat semoga dapat mengembangkan Ilmu yang pernah didapat pada Tempat kerja Masing

Selanjutnya......

3.03.2009

Selamat Menempuh Hidup Baru

Alumni D4 Gizi Politeknik Kesehatan Depkes Bandung Angkatan I Mengucapkan

SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU
Atas
Pernikahan Sari Warianti, S.SiT dan ...................

SEMOGA MENJADI KELUARGA SAKINAH MAWADAH DAN WAROHMAH, CEPET DAPAT MOMONGAN, AMIN


Wasalam

Selanjutnya......